Kamis (19/11/2020); Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyerahkan penghargaan dan hadiah kepada para pemenang lomba Karya Tulis Ilmiah. Menarik dalam kompetisi tersebut, peraih juara 1 (satu) adalah Icol Dianto, dosen tetap pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi IAIN Padangsidimpuan.
“Lomba karya tulis ilmiah ini wujud dari semangat akademis di lingkup UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya dalam merespon persoalan yang berkaitan dengan isu-isu gender dan anak”, kata Rektor saat acara penyerahan piagam dan hadiah pada Kamis (19/11/2020) di Gedung Sidang Utama Rektorat Lt. 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Artikel yang terpilih akan dipublikasikan di jurnal Harkat milik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Lomba artikel ini tentu saja dapat menjaring karya terbaik dari akademisi (dosen dan mahasiswa), dan meningkatkan kualitas publikasi di jurnal kami, khususnya publikasi pada Harkat: Jurnal Komunikasi Gender,” kata Rektor.
Turut hadir dalam kegiatan itu Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis, Wakil Rektor 2 Prof. Dr. Ahmad Rodoni, M.M., Ketua PSGA Prof. Dr. Ulfa Fajarini, M.Si., Sekretaris LPPM Iin Kendedes, peserta, pemenang Lomba dari kelompok dosen dan mahasiswa.
Lebih lanjut Awardee 5000 Doktor DL tahun 2019 itu mengungkapkan bahwa “Penamaan tanaman hias Monstera Adansonii dengan istilah “Janda Bolong” merupakan bentuk diskriminasi gender yang dikonstruksi oleh pihak media”.
Hal itu diungkap Icol Dianto dalam artikel yang berjudul: “Diskriminasi Gender: Kajian Terhadap Penamaan “Janda Bolong” Dalam Perspektif Konstruktivisme Media”. Artikel tersebut berhasil memenangi Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Tingkat Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LPPM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2020.
Mahasiswa S3 Pengkajian Islam Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menyebutkan bahwa artikel tersebut menggunakan tiga disiplin ilmu dalam menganalisa fenomena viral tanaman hias “Janda Bolong”. Pendekatan yang digunakan adalah Konstruksi Sosial Peter L Berger, Critical Discourse Analysis Norman Fairclough dan Feminist Critical Discourse Analysis oleh Michelle M. Lazar.
Dengan mengutip pendapat para tokoh dan aktivis gender ternama di Indonesia, seperti Musda Mulia, Rachmah Ida dan tokoh lainnya. Artikel yang ditulis dalam 25 halaman itu memiliki 87 sumber rujukan yang dinilai otoritatif, yaitu buku dan artikel ilmiah yang ditulis oleh pakar dan diterbitkan di institusi yang kredibel.
Artikel yang diikutkan pada lomba tersebut mengambil media kompas.com, republika.co.id, dan NU Online sebagai objek. Hasil penelitiannya menemukan bahwa ketiga media massa itu telah melakukan diskriminasi gender karena mempopulerkan istilah “Janda Bolong” untuk sebuah tanaman hias. Namun, kadar diskriminasi berbeda dari tiga media itu. Di samping itu, penamaan tanaman “Janda Bolong” tidak dipengaruhi oleh ideologi agama manapun, meski ketiga media yang jadi objek penelitian digerakkan oleh kelompok agama tertentu.
“Artikel ini saya tulis bertujuan untuk mengkritisi fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, terutama penamaan “Janda Bolong” itu tidak tepat dan bias gender. Masyarakat kita terbiasa dengan sesuatu penamaan yang jelek, padahal hakikat zat dan sifatnya bagus, ya contohnya dengan tanaman hias ini,” ujar ayah dua anak itu.