Menghayati Pelaksanaan Ibadah Haji

5. Menghidupkan Semangat Berkorban

Rangkaian ibadah seperti lempar jumrah dan penyembelihan hewan qurban mengajarkan tentang pengorbanan dalam menjalani perintah Allah, sebagaimana diteladankan oleh Nabi Ibrahim AS. Ibadah seperti melontar jumrah dan penyembelihan hewan qurban mengingatkan pada keteladanan Nabi Ibrahim AS. Dalam konteks masyarakat Indonesia, semangat berkorban ini sering kali diterjemahkan ke dalam sikap empati dan gotong royong. Tradisi ini meneladani kisah Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan sesuatu yang paling dicintainya demi ketaatan kepada Allah. Menurut Nurcholish Madjid dalam bukunya “Kontekstualisasi Doktrin Islam”, ibadah haji mengajarkan nilai pengorbanan sebagai bentuk keikhlasan dan totalitas dalam beribadah kepada Allah SWT (Madjid, 1992, hlm. 113).

6. Bekal Kehidupan Dunia dan Akhirat

Haji adalah refleksi perjalanan hidup manusia menuju akhirat. Sebagaimana jamaah mempersiapkan bekal fisik untuk perjalanan haji, mereka juga diajarkan untuk mempersiapkan bekal amal untuk kehidupan abadi di akhirat. Dalam buku “Haji: Menyucikan Jiwa” oleh Aa Gym, disebutkan bahwa ibadah haji menjadi sarana untuk membersihkan jiwa dari dosa-dosa dan menanamkan tekad untuk memperbaiki diri dalam perjalanan menuju Allah SWT (Gymnastiar, 2005, hlm. 72). Perjalanan haji mengingatkan kita akan perjalanan hidup menuju akhirat. Sebagaimana kita menyiapkan bekal untuk haji, kita pun harus menyiapkan bekal amal untuk bertemu dengan Allah di hari kemudian.

Haji bukan hanya perjalanan fisik, melainkan perjalanan hati yang mengubah cara pandang kita terhadap dunia dan kehidupan. Setelah kembali, seorang haji diharapkan mampu menjadi pribadi yang lebih baik, memberikan manfaat bagi keluarga, masyarakat, dan umat. Semoga setiap langkah di tanah suci menjadi saksi keikhlasan dan ketulusan kita dalam mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Haji mabrur, balasannya hanya surga.

Referensi:

Ash-Shiddieqy, H. (2001). Manasik Haji dan Umrah. Semarang: Pustaka Rizki Putra.

Shihab, M. Q. (2007). Haji dan Umrah: Berserah Diri Dalam Kehidupan. Jakarta: Lentera Hati.

Gymnastiar, A. (2005). Haji: Menyucikan Jiwa. Bandung: MQ Publishing.

Al-Ghazali. (2002). Ihya Ulumuddin. Surabaya: Pustaka Progressif.

Hamka. (1981). Filosofi Haji. Jakarta: Bulan Bintang.

Madjid, N. (1992). Kontekstualisasi Doktrin Islam. Jakarta: Paramadina.

Wahyudi, A. (2018). “Makna Ritual Haji dalam Perspektif Tasawuf.” Jurnal Ilmu Keislaman, 10(2), 135-150.

Subhan, Z. (2019). “Dimensi Spiritual Ibadah Haji.” Jurnal Studi Islam, 12(1), 45-58.

Fadilah, R. (2021). “Wuquf di Arafah Sebagai Momentum Perubahan Spiritual Jamaah Haji Indonesia.” Jurnal Studi Islam Nusantara, 12(1), 67-80.